Horizontal Page

Svah Loka, Tujuan Utama Manusia

Filsafat Mahabharata. Svah Loka sering diistilahkan sebagai alam terang, alam cahaya atau alam atas. Disebut alam terang karena suasana alam memang terang dengan cahaya yang indah dan damai. Disebut alam atas bukan karena lokasinya di atas, tapi karena tingkat kesadaran jiwa-jiwa di alam ini tinggi atau lebih diatas. Jadi alam atas adalah alam yang dihuni oleh mereka yang tingkat kesadaran dan kebijaksanaannya paling tinggi.

Svah Loka adalah alam yang dihuni oleh jiwa-jiwa yang batinnya bersih, serta hidupnya penuh welas asih dan kebaikan, sampai pada yang kesadarannya sudah luas. Umumnya kita menyebut mereka sebagai Pitara, Vidyadhara-Vidyadhari (Bidadara-Bidadari), Betara atau Deva. Mahluk alam-alam atas atau alam luhur selalu tampak bercahaya, ada yang bercahaya putih, ada yang bercahaya keperakan dan ada yang bercahaya ke-emasan.

Di lapisan dimensi alam ini kita merasakan kebahagiaan dan kedamaian luar biasa, karena proyeksi positif dari pikiran kita sendiri (pikiran polos dan memory baik), terproyeksikan menjadi nyata oleh energi-energi luhur di alam ini.

Dengan mahluk-mahluk alam atas sudah selayaknya kita harus memiliki rasa hormat dan sopan santun. Banyak kitab-kitab Veda yang menerangkan bagaimana cara menghormati para Deva yang kita kenal dengan Deva Yajna. Ini sudah selayaknya kita lakukan karena para Deva sering membantu, menjaga dan melindungi kita agar kita bisa mengembangkan diri.

Svah Loka terdiri dari lima lapisan dimensi alam. Setiap lapisan dimensi alam ini memiliki banyak dunia-dunia (brahmanda) sendiri. Semakin positif dan halus lapisan dimensi Svah Loka yang kita masuki, semakin dalam kebahagiaan dan kedamaian yang dirasakan oleh sang jiwa. Berikut penjelasan mengenai Svah Loka :

(1) Svarga Loka (Svah Loka lapisan atau dimensi pertama).

Sang jiwa akan sampai di dunia-dunia (brahmanda) pada dimensi alam (Loka) ini karena dalam hidupnya bathinnya cukup bersih, mampu melenyapkan perasaan dengki dan iri hati, kemarahan, kebencian, kesombongan, ketidakpuasan, mampu mengendalikan nafsu seks (contohnya : tidak pernah melakukan hubungan seks selingkuh), mampu mengendalikan nafsu makan, serta memiliki karma baik yang berlimpah.

Sang jiwa akan merasakan kebahagiaan dan kedamaian dalam kehidupan biasa yang kita rasakan di bumi. Hal ini tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, kecuali bila kita pernah mengalami kondisi samadhi dalam meditasi, sedikit banyak akan dapat memahami maksudnya.

Di alam ini sang jiwa memiliki wujud manusia yang indah dengan dunia yang juga sangat indah. Akan tetapi dapat mencapai Svarga Loka belum dapat menghentikan roda samsara (reinkarnasi), karena masih terikat dengan karma dan samskara.

Dengan demikian akan ada waktunya nanti, sang jiwa harus mengalami reinkarnasi atau terlahir kembali ke dunia sebagai manusia untuk menyelesaikan sisa-sisa karmanya sendiri, serta melanjutkan evolusi peningkatan kesadarannya.

Beberapa alam di dimensi ini misalnya adalah Pitra Loka (alam roh-roh suci, para leluhur yang mencapai tingkat kesucian tertentu), lalu yang lebih terang lagi Gandharva Loka (alam para Gandharva dan vidyadhara-vidyadhari atau bidadara-bidadari), Daiva Loka, Indra Loka, dan lain sebagainya. Beliau-beliau yg berstana di dimensi alam inilah yg paling banyak menjadi guru pembimbing (guru niskala) langsung bagi orang-orang yang serius mendalami spiritual.

(2) Mahar Loka (Svah Loka dimensi kedua).

Sang jiwa akan mencapai dunia-dunia (brahmanda) pada dimensi alam ini karena dalam hidupnya dia merealisasi kesadaran terang, hanya saja belum sepenuhnya sempurna. Mencapai Mahar Loka berarti roda samsara (siklus kehidupan-kematian) telah berhenti.

Di alam ini sang jiwa masih memiliki wujud dengan dunia yang sangat indah. Sang jiwa bisa melanjutkan evolusi kesadarannya dan menyelesaikan sisa putaran karma-nya dilapisan alam ini juga. Beliau-beliau yang berstana di dimensi alam ini banyak yang menjadi guru pembimbing (guru niskala) langsung bagi orang-orang yang serius mendalami spiritual.

Walaupun di alam ini roda samsara telah berhenti, akan tetapi banyak juga yang sudah sampai disini tapi karena welas asih beliau memutuskan untuk reinkarnasi kembali menjadi manusia. Lahir ke dunia dengan mengemban misi menjadi satguru yang terang dan membebaskan bagi umat manusia, sekaligus melanjutkan evolusi kesadarannya sendiri.

Pencapaian ini disebut "salokya-mukti". Mukti berarti lepas atau bebas, salokya berarti "Tinggal di alam surga yg sama". Salokya-mukti berarti sang jiwa telah bebas dari siklus samsara dan mendapat tempat di sebuah surga dari satu Deva atau Devi. Dengan kata lain sang jiwa telah mencapai tingkat kesucian tertentu dengan masih memiliki wujud yang indah (tampan atau cantik), tinggal di satu alam surga tingkat mahar-loka yang berada di bawah perlindungan seorang deva atau devi penguasa alam surga tersebut. 

(3) Jana Loka (Svah Loka dimensi ketiga).

Sang jiwa akan mencapai dimensi alam ini karena dalam hidupnya dia telah merealisasikan kesadaran terang. Mencapai Jana Loka berarti roda samsara (siklus kehidupan-kematian) telah berhenti. Sang jiwa bisa melanjutkan evolusi kesadarannya di alam ini juga.

Wujud para dewa di alam ini berupa cahaya murni yang sangat luas, terang benderang dan maha-damai. Sama seperti para dewa di Mahar Loka, beliau-beliau yang berstana disini secara niskala akan membimbing para yogi yang sudah maju yang bisa melakukan kontak bathin dengan beliau. Juga secara rahasia (tidak diketahui) membimbing dan menjaga para manusia yang serius di jalan dharma, yang rajin melaksanakan meditasi, sembahyang, berjapa serta hidupnya penuh welas asih dan kebaikan. Dan termasuk menjadi guru pembimbing dan pelindung para dewa si Svarga Loka dan Maha Loka.

Pencapaian ini disebut "sarupya-mukti". Mukti berarti lepas atau bebas, sarupya berarti "memiliki bentuk atau wujud yang sama". Sarupya-mukti berarti sang jiwa telah bebas dari siklus samsara, serta mencapai tingkat kesucian dan wujud yang sama dengan dewa atau dewi tingkatan tinggi, yaitu berwujud cahaya. Kata dewa atau dewi sendiri berasal dari kata "div" yang berarti cahaya. Dengan kata lain sang jiwa telah menjadi dewa atau dewi tingkatan tinggi yang berwujud cahaya (tidak lagi ada jenis kelamin) dan berstana di Jana Loka.

(4) Tapa Loka (Svah loka dimensi ke-empat).

Sang jiwa yg sampai di alam ini telah mencapai tinģkat kesucian kesadaran kosmik. Disebut "tapa" karena kesadarannya konstan laksana meditasi terus-menerus (tapa) dan luas melingkupi berbagai penjuru ruang semesta.

Dengan cara yang rahasia (tidak diketahui) beliau-beliau selalu membimbing umat manusia serta semua mahluk-mahluk lainnya. Kadang secara rahasia pergi ke sapta petala untuk menolong jiwa-jiwa yang bisa diselamatkan. Dan termasuk menjadi guru pembimbing para dewa di ketiga Svah Loka sebelumnya untuk menunjukkan jalan menuju penerangan dan kenaikan tingkat kesadaran.

Pencapaian ini disebut "samipya-mukti". Mukti berarti lepas atau bebas, samipya berarti "menuju penyelesaian akhir". Dengan kata lain sang jiwa telah mencapai tingkat kesucian kesadaran luas melingkupi berbagai penjuru ruang semesta.

(5) Satya Loka (Svah Loka dimensi kelima).

Sang jiwa yang sampai di alam ini menjadi apa yang disebut mahat, mahadewa, mahashiva atau maha-kesadaran kosmik. Para mahadewa tidak termanifestasi (tidak berwujud), tapi ada. Kesadarannya konstan laksana meditasi terus-menerus dan luas tidak terbatas di seluruh penjuru ruang alam semesta dan para mahluk (chittakash).

Kesadaran beliau sedikit lagi sempurna untuk bisa menyatu (manunggal) dengan keseluruhan keberadaan yang maha tidak terpikirkan (Brahman). Pencapaian ini disebut "sayujya-mukti". Mukti berarti lepas atau bebas, sayujya berarti "penyatuan yang dekat" atau "Sudah mendekati penyatuan".

Setelah melewati alam Satya Loka, alam tertinggi ini, barulah tercapai moksha. Penyatuan kosmik yang sempurna denģan keseluruhan keberadaan yang maha tidak terpikirkan (Brahman), yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

No comments:

Post a Comment