Horizontal Page

Hindu Itu KAFIR, Tidak Akan Masuk Surga

Berita Mahabharata. Oleh : Lika Putri (Dharma Buana)                                 Instant Pay For You
"Hindu itu kafir! tidak akan masuk surga". ini adalah kalimat yang sering saya dengar, dahulu saya marah mendengar kalimat ini. bahkan ketika seorang kawan mengatakan cerita bahwa orang sekaliber Mahatma Gandhi-pun tidak akan masuk surga, karena dia kafir.

Lebih-lebih kemudian saya tambah marah. namun sekarang saya paham, memang tujuan sejati orang Hindu tidaklah mengejar surga. surga dan kenikmatan yang ada di dalamnya bukanlah idam-idaman pemeluk Hindu sejati.

Ada yang jauh lebih indah dan membahagiakan dibandingkan kenikmatan surga. kenikmatan surga sangat terbatas. dari sedemikian banyaknya level kehidupan, surga terindah adalah yang di miliki oleh Dewa Indra. dalam kepercayaan Budhis malah ada 33 jenis level kehidupan, dan surga ada di dalam level-level itu. 

Dalam Hindu ada 7 level surga dan 7 level neraka, ada 21 tingkatan dalam keseluruhannya. namun dalam kesehariannya sering dikenal dalam 3 level saja, level Bhur-Bwah dan Swah. demikian banyak jenis dan kenimatan surga, hampir tak terbatas dan dapat dibayangkan manusia. 

Walau demikian banyak level-level surga, tetap itu bukan tujuan sejati dari Hinduism, ada yang lebih indah di seluruh kenikmatan surga yang digabung menjadi satu, kebahagiaan sejati ini sering di sebut ananda. ananda inilah kebahagiaan sejati, kebahagiaan ini terjadi ketika manusia mencapai level "tanpa aku", saat "aku" kecil (atman/ruh) bersatu dengan "AKU" yang lebih besar yang bernama Brahman

Brahman bukanlah Brahma, Brahma adalah dewa pencipta seluruh mahluk di dunia ini, Tuhan (Brahman) menciptakan semesta dan isinya ini melalui fungsi Brahma. tidak ada satupun mahluk yang tercipta di dunia ini tanpa melalui sentuhan Brahma. Brahma tidak hanya ada satu, namun ada ribuan Brahma. dan ada jutaan semesta. Bumi hanyalah sebagian kecil dari ciptaan 1 dewa Brahma

Demikianlah kosmologi Hindu tentang Sang Pencipta, dan khazanah Hindu yang demikian luas menjelaskan demikian tak terhingganya Brahman (Tuhan). Kembali ke topik awal, dengan demikian orang-orang Hindu tidak seharusnya marah ketika dikatakan kafir dan tidak masuk surga seperti saya dahulu, karena surga bukanlah tujuan sejati, bersatunya ruh (atman) dengan paramaatman (brahman)-lah tujuan tertinggi. 

Bersatunya ruh dengan Tuhan inilah yang sering di ungkapkan oleh para leluhur di jawa dengan kalimat "tampaking kuntul anglayang", dalam kata singkat disebut moksha atau nibbana. Ada beberapa jenis moksha, ada yang moksha meninggalkan jazad di bumi, ada yang meninggalkan abu dan ada juga yang tidak meninggalkan apa-apa sama sekali, 

Yang Mulia Prabhu Siliwangi dari kerajaan pasundan salah satu contoh yang terkenal dengan kondisi murca-nya, sedangkan di bali terkenal dengan moksha tanpa jejaknya Yang Mulia Dang Hyang Nirarta. Walau demikian indahnya dan membahagiakannya moksha, namun sangat sulit mencapainya, pencapaian moksha bukanlah hanya cukup dengan melakukan kebaikan-kebaikan semata, 

Namun jauh dari itu, melepaskan keinginan-keinginan menikmati surgalah yang dapat manusia mencapai moksha, ketika manusia berbuat baik dengan mengharapkan kenikmatan-kenimatan surga, dapat dipastikan dia sangat sulit mencapai moksha ini.

No comments:

Post a Comment