Make a donation Talk Fusion Saling Memberi

Di Tepi Sungai Ganga (7)


Mahabharata. Terlihat senyuman yang sangat aneh di bibir Ganga, ketika Ganga mendengar teguran Santanu. Ganga merasa sedih dan sekaligus merasa gembira. Ganga berkata dengan suara yang lemah lembut kepada Santanu.

”Yang Mulia, saatnya kini telah tiba, dimana hamba harus meninggalkan paduka. Paduka telah berani melanggar janji yang telah paduka ucapkan kepada hamba. Hamba harus segera pergi menjauh dari sini. Anak kita ini akan tetap hidup. Dia akan ikut bersama hamba dan hamba akan menyerahkannya kembali kepada paduka ketika saatnya telah tiba. Hamba akan memberinya nama Devavrata. Namanya yang lain adalah Gangeya yang berarti putra Ganga”.

Santanu terpaku dan berduka. Santanu tidak dapat lagi mendengar apa yang telah dikatakan oleh Ganga. Santanu hanya mengerti bahwa gadis yang telah menjadi segala-galanya baginya itu akan segera meninggalkannya untuk selama-lamanya. Semuanya hanya disebabkan karena dia telah berani melarang Ganga untuk tidak membunuh anaknya. Santanu melihat Ganga dengan membisu dan penuh dengan rasa permohonan dimatanya. Kata demi kata kemudian muncul dari bibirnya:

“Mengapa engkau lakukan hal ini kepadaku? Tidakkah engkau melihat bahwa hidupku sangat tergantung kepadamu dan aku tidak akan dapat hidup lebih lama lagi tanpa dirimu. Engkau tidak boleh mengabaikan aku begitu saja dan pergi menjauh dariku! Ganga! Aku tahu engkau sangat mencintaiku. Atas nama cinta itu aku memohon kepadamu, janganlah engkau pergi meninggalkanku”.

Selintas kesedihan terpampang di wajah cantik Ganga. Dia berkata: “Oh…. Yang Mulia, tidak dapatkah engkau melihat kenyataan bahwa hamba pergi karena suatu keharusan? Hamba adalah Ganga, hamba adalah seorang bidadari dan hamba adalah termasuk salah satu penduduk kahyangan. Akibat dari sebuah kutukan maka hamba telah meninggalkan kehidupan di atas dunia fana ini. Ketahuilah bahwa paduka adalah Raja Besar Mahabhishak pada kehidupan paduka yang lampau. Paduka adalah satu kesatuan bersama Indra di kerajaannya. Hamba datang kesini. Paduka memandangku dengan tatapan penuh keinginan dan hamba juga menginginkan diri paduka. Namun Para Dewa yang berada di Surga tidak menyukai hal ini. Akhirnya mereka mengirim hamba ke dunia ini untuk menjadi istri dari Mahabhishak yang telah terlahir sebagai Santanu, dirimu, putra dari Prateepa. Demikianlah kehidupan cinta kita menjadi kenyataan. Kita telah mereguk kebahagiaan bersama. Yang Mulia, janganlah engkau mencoba untuk menahan surutnya waktu. Karena hal ini telah diatur untuk terjadi. Tidak diri paduka, diri hamba ataupun semua dewata yang ada di Surga mampu mengubah ketentuan yang telah digariskan ini, yang telah menjadi takdir kita”.

No comments:

Post a Comment