Make a donation Talk Fusion Saling Memberi

Di Tepi Sungai Ganga (9)


Mahabharata. Ketika tabir penglihatan yang menyesatkan telah runtuh dan mata diijinkan untuk melihat suatu kebenaran, yang kita peroleh adalah tidak ada cukup kekuatan untuk menerima semua itu. Demikian pula halnya dengan Santanu bahwa dia tidak memiliki kekuatan untuk menerima kenyataan Ganga akan meninggalkannya. Ganga, bidadari dari kahyangan merupakan permaisuri yang paling sesuai bagi dirinya. Akan tetapi Santanu, hanyalah seorang manusia biasa, tidak cukup kuat baginya untuk memikul cobaan yang berat ini. Dia merasa tidak ada gunanya lagi melihat suatu kebenaran. Dia terus membisu saat mendengarkan semua yang telah dikatakan oleh Ganga. Itu sudah terlalu banyak baginya. Dia hanya mampu melihat dua hal, yaitu pertama, bahwa Ganga akan segera meninggalkannya untuk selama-lamanya, dan tidak akan pernah kembali lagi. Kenyataan yang lain adalah bahwa dia mempunyai seorang putra, seorang putra yang akan membela nama Paurava.

Tidaklah begitu sulit bagi Ganga untuk menebak perasaan yang terlintas dalam pikiran Santanu. Dengan perasaan kasihan dan bercampur aduk dengan perasaan cinta kasih yang dalam, Ganga menatap wajah Santanu sambil berkata dengan lemah lembut:
“Sayangku, janganlah bersedih hati seperti ini. Aku akan merawat anak ini dengan sangat hati-hati. Anak kita ini akan menjadi orang terkenal. Dia akan menjadi lebih besar daripada seluruh Paurava yang mempunyai anugerah tahta kerajaan Paurava”.

Selesai berkata demikian, Ganga kemudian lenyap dari pandangan Santanu, Ganga telah kembali ke kahyangan bersama-sama dengan anaknya. Santanu yang sedang terpukul hatinya itu, melewatkan beberapa saat disana, saat-saat yang dipenuhi dengan hal-hal yang menyedihkan dan menghancurkan hatinya. Saat-saat terakhir bersama Ganga. Sambil menarik nafas panjang untuk menghilangkan sesak didadanya, Santanu berbalik arah, kemudian dengan perlahan-lahan dia mengayunkan langkah kakinya yang dirasakannya sangat berat, menuju ke arah Istana, sebuah Istana dimana kesepian akan siap menantinya.

No comments:

Post a Comment