Make a donation Talk Fusion Saling Memberi

Enam Belas Tahun Kemudian (1)


Mahabharata. Enam belas tahun telah berlalu, selama enam belas tahun itu pula Santanu menahan kesedihan hatinya yang telah ditinggal pergi oleh permaisuri yang sangat dicintainya, Ganga. Hatinya yang kesepian, hatinya yang sangat merindukan kekasih hatinya, telah dirasakannya sedemikian lamanya. Di balik kehidupan mewah di Istana Kerajaan Paurava, terdapat sebuah hati yang suasananya sangat berseberangan dengan suasana kemewahan Istana itu, itulah hati Santanu. Kehidupan Santanu kini terasa hampa, hidupnya terasa bagaikan sudah tidak berarti lagi.

Meskipun keadaan hati Santanu seperti itu, namun sistem pemerintahannya masih berjalan dengan baik. Santanu adalah seorang Raja yang sangat arif dan bijaksana serta seorang yang sangat sempurna. Rakyat negeri itu merasa sangat berbahagia berada di bawah kepemimpinannya. Salah satu kesenangan Santanu sejak dari dulu adalah berburu, dan berburu. Santanu selalu menyempatkan diri berkunjung ke tepian Sungai Ganga untuk berburu sambil mengenang kembali saat-saat terakhir bersama Ganga. Inilah satu-satunya kegemaran yang mampu memberikan penghiburan kepadanya.

Pagi itu, sangat indah suasananya. Matahari memancarkan cahayanya yang lembut putih kemerahan yang menerpa halaman Istana. Di halaman depan Istana itu, nampak Santanu sedang menuju ke sebuah kereta yang telah disiapkan oleh kusir kereta kerajaan. Di dalam kereta itu sudah disiapkan perlengkapan berburu bagi Santanu. Santanu segera menghentakkan tali kekang kereta kudanya, dan akhirnya kereta itupun segera melaju dengan kencangnya menuju ke tepian sungai Ganga. Santanu memacu keretanya sendirian, karena tidak ingin kesenangan berburunya terganggu oleh orang lain termasuk kusir kereta kerajaan. Hutan di sekitar sungai Ganga sudah terlewati, nampaklah berbagai macam binatang buruan berkeliaran kesana kemari yang merupakan sasaran yang sangat empuk bagi panah Santanu. Santanu, segera turun dari keretanya, berjalan menyusuri sungai Ganga, sambil melihat kesana kemari menanti sasaran yang enak untuk dibidik. Seekor kijang yang sedang bercengkerama dengan teman-temannya telah menggoda hatinya. Anak panah yang sudah disiapkan di busurnya dipentangkannya lebar-lebar, matanya lurus menatap leher kijang itu yang akan dijadikan sasaran anak panahnya. Namun dengan sangat mendadak, diurungkannya niatnya untuk membidik sasaran yang sudah di depan matanya itu, karena Santanu secara tiba-tiba dikagetkan oleh sebuah pemandangan yang sangat aneh dan asing yang selama ini belum pernah dilihatnya. Di kejauhan sana terlihat sesuatu tengah menghadang sungai Ganga, sehingga sungai Ganga itu tidak mampu mengalirkan airnya lagi. Dengan perasaan keingintahuan yang dalam, Santanu akhirnya berjalan di sepanjang tepian Sungai Ganga untuk melihat lebih dekat lagi, sebenarnya apa yang sedang terjadi? Dia melihat sekumpulan anak panah. Anak-anak panah itu telah terajut sedemikian rupa sehingga tidak setetes airpun mampu melewati rajutan anak panah itu. Santanu berdiri terpaku ditempatnya, terkesima terhadap sesuatu yang telah terjadi pada sungai itu.

No comments:

Post a Comment