Make a donation Talk Fusion Saling Memberi

Sumpah Membujang (2)



Mahabharata. Sungguh mempesona apa yang telah disampaikan oleh ayahnya ini, rasa tidak percaya pada pendengarannya sendiri membuatnya terpaku, namun dia sadar memang itulah yang dikatakan oleh ayahnya ini. Devavrata terkesima dan diam beberapa saat dan kemudian segera berlalu dari hadapan ayahnya yang sangat dicintainya ini tanpa mengeluarkan sepatah katapun yang keluar dari bibirnya. Kecerdasan yang dimiliki oleh Devavrata telah mampu menangkap isyarat apa yang telah disampaikan melalui rangkaian kata-kata yang telah diucapkan oleh Ayahnya. Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, Devavrata segera pergi menemui kusir kereta kerajaan yang telah mengantarkan ayahnya pergi berburu beberapa hari yang lalu. Setelah bertemu dengan kusir kereta kerajaan itu, Devavrata segera berkata:

“Paman..... kau adalah teman terdekat Ayahku dan juga merupakan salah seorang kusir kepercayaannya. Katakanlah kepadaku, siapakah gadis yang telah berhasil menawan hati Ayahku? Katakanlah kepadaku dengan sejujur-jujurnya, sehingga suatu saat nanti aku akan dapat melakukan apa yang diinginkannya, dengan demikian aku dapat membuatnya berbahagia kembali”.

Dengan ragu-ragu, sais kereta itu berkata : “maafkan hamba Tuan Muda, hamba tidak dapat mengatakan hal ini kepada Tuan Muda, tanpa persetujuan dari Yang Mulia Raja, maafkan hamba Tuan”.

“Paman... janganlah paman merasa ragu atau takut seperti ini, Ayahku saat ini sedang mengalami kesusahan hati, dan aku tidak ingin Ayahku menderita bathin seperti ini, sudah cukup lama ayahku ditinggalkan oleh Ibuku Ganga, aku tidak ingin membuatnya kecewa lagi, katakanlah kepadaku, agar aku bisa memenuhi hasratnya sehingga ayahku berbahagia kembali, katakanlah paman”.

“Baiklah Tuan muda, mungkin paduka Raja Santanu tidak akan berkenan atas pemberitahuan hamba ini, akan tetapi demi kebahagiaan Yang Mulia, hamba bersedia menanggung akibatnya. Gadis itu adalah putri dari seorang kepala nelayan. Putri itu yang telah menawan hati ayah paduka. Yang Mulia Raja Santanu telah mengatakan kepada ayah gadis itu untuk melamar putrinya. Namun Ayah gadis itu menolak permintaan Raja kecuali jika paduka Raja mau memenuhi permintaannya: bahwa anak yang kelak terlahir dari putrinya harus dijadikan sebagai raja pada tahta kerajaan Paurava. Akan tetapi ayah paduka selalu memikirkan paduka yang merupakan putra terkasihnya. Karena tidak dapat melakukan sesuatu yang tidak masuk akal itu, maka paduka Raja akhirnya kembali ke Hastinapura”.

“Dimanakah tempat tinggal gadis itu paman?”

“Gadis itu tinggal bersama ayahnya yang bernama Dasaraja, tinggal disebuah rumah di tepi sungai Yamuna, semua orang mengenal Dasaraja ini sebagai kepala nelayan di daerah itu”.

No comments:

Post a Comment