Cerita Mahabharata. Instant Pay For You
Pada suatu ketika Dewa Indra bersama permaisurinya sedang menikmati keindahan alam berkeliling di udara dengan menaiki kereta terbangnya sampai akhirnya melintasi pegunungan Kailasa tempat bersemayamnya Dewa Siwa yang kebetulan waktu itu sedang bersemadi.
Pada suatu ketika Dewa Indra bersama permaisurinya sedang menikmati keindahan alam berkeliling di udara dengan menaiki kereta terbangnya sampai akhirnya melintasi pegunungan Kailasa tempat bersemayamnya Dewa Siwa yang kebetulan waktu itu sedang bersemadi.
Dewi Parwati (permaisuri Dewa Siwa) yang sedang melepas anak panah yang secara tidak sengaja mengenai kereta Dewa Indra sehingga jatuh terjerembab. Dewa Indra menjadi sangat marah sehingga mengeluarkan senjata pemungkasnya sebuah panah sakti berupa tulang kerangka dan melemparnya ke arah Dewa Siwa yang sedang khusuk bersemadi sampai tubuhnya tertutupi salju. Kena senjata Dewa Indra tersebut, Dewa Siwa sangat marah dan mengembalikan senjata tersebut kepada pengirimnya sehingga badan Dewa Indra pun tubuhnya merasa terbakar. Dewi Parwati dan para Dewa meminta ampun kepada Dewa Siwa atas terjadinya kesalahpahaman ini, namun Dewa Siwa kemarahannya tidak bisa dipadamkan sehingga dari mata Beliau yang ketiga keluar sinar putih menyilaukan dan terjadilah suatu malapetaka sehingga menyebabkan lautan api baik di hutan maupun di samudra. Di samudra akhirnya muncul anak kecil akibat kemarahan Dewa Siwa yang kemudian di pungut oleh Dewa Baruna yang kemudian diserahkan kepada Dewa Brahma (kelak anak ini bernama Jalandara).
Di depan Resi Narada, Dewa Ganesa (Bhatara Gana) kemudian memberikan ramalan-ramalan tentang Jalandara di masa mendatang akan menjadi seorang ksatria gagah perkasa tetapi memiliki sifat angkara murka atas hasutan dari Kala Rahu (raksasa kepala saja tanpa badan). Namun semuanya ini sebenarnya adalah merupakan takdir yang hanya diketahui oleh Sri Visnu (Narayana), karena itulah kemudian Sri Visnu mengutus Rsi Narada datang kepada sebuah kerajaan yang memiliki seorang putri bernama Dewi Vrinda.
Dikisahkan Vrinda Dewi dibawah bimbingan Dewa Rsi Narada Muni dibina menjadi abdi Tuhan dalam manifestasinya sebagai Sri Visnu. Vrinda Dewi diberikan hadiah sebuah arca Sri Visnu yang kemudian dilayaninya dengan sangat serius. Nama Sri Visnu betul-betul sudah terpatri didalam hatinya.
Pada suatu ketika di sebuah taman Dewi Vrnda sedang diganggu oleh sepasang raksasa dan ketepatan waktu datanglah ditempat itu Jalandara, Vrinda Dewi diselamatkan. Jalandara yang kemudian menjadi terpikat akan kecantikan sang putri akhirnya menikahinya.
Karena pengaruh provokator dari raksasa yang bernama Kala Rahu, Jalandara menjadi jahat dan suka mengganggu para dewata di khayangan. Pertama yang menjadi sasaran adalah Dewa Indra, pertempuran terjadi dan Dewa Indra kalah, sehingga istrinya yang bernama Dewi Sati disandra mau dijadikan selirnya. Dewi Vrinda sudah berulang kali mengingatkan suaminya agar tidak mengganggu para dewa namun malah dia sendiri disiksa tapi karena saking setia terhadap suaminya dan demi tidak melihat kelaliman suaminya dia membutakan matanya sendiri, namun suaminya tidak perduli akan hal itu malah memenjarakannya dan meninggalkannya pergi bersama wanita lain sambil mabuk-mabukan.
Namun karena bhaktinya kepada Sri Visnu arcanyapun kemudian menyelamatkannya. Sasaran berikutnya adalah Sri Visnu, pertempuran terjadi. Sebenarnya rahasia dibalik kesaktian Jalandara adalah pada istrinya yang selalu tekun memuja Sri Visnu, bukan karena kesaktian yang dimiliki oleh Jalandara sendiri. Namun Jalandara tidak mengetahui hal ini justru malah menghancurkan arca pujaan istrinya, namun arca Sri Visnu utuh kembali agar tetap bisa dipuja oleh Vrnda dewi. Dewi Vrinda sekalipun mengetahui suaminya sedang pergi berperang dengan Sri Visnu yaitu Tuhan pujaannya tetap berdoa pada Sri Visnu agar suaminya tetap jaya menang dalam peperangan.
Ini adalah filsafat yang sangat dalam bahwa Sri Visnu bertempur melawan kekuatan bhakti terhadap diri Beliau sendiri akhirnya demi doa penyembah-Nya yang setia maka Beliaupun mengalah (dijelaskan di dalam sastra Veda bahwa nama suci Tuhan lebih hebat dari Tuhan sendiri). Karena Jalandara dapat mengalahkan Sri Visnu dia menjadi semakin sombong dia berpikir bahwa dirinya sangat sakti sehingga para dewa bisa ditaklukkan, padahal semuanya ini terjadi karena kekuatan istrinya yang selalu setia mengabdi kepada Sri Visnu.
Sasaran berikutnya adalah dewa Siva sebab permaisuri/sakti beliau yaitu Parvati dewi dicintai oleh Jalandara. Pertempuranpun terjadi dan dewa Siva mengalami kekalahan tidak kuat menghadapi kekuatan istri Jalandara yang selalu tekun memuja Sri Visnu sehingga suaminya selalu dalam perlindungan Tuhan. Kita dapat hayati filsafat ini bahwa dimana ada kesetiaan seorang istri terhadap suaminya dan tekun sembahyang maka disana akan ada kejayaan sebaliknya dimana ada ketidaksetiaan seorang istri terhadap suaminya maka disana akan ada kehancuran, ini adalah hal nyata.
Di khayangan para dewa sedang melaksanakan rapat untuk mencari jalan keluar bagaimana caranya agar bisa mengalahkan Jalandara yang sangat hebat itu dan selalu membikin onar, dan huru-hara di khayangan.
Akhirnya Sri Visnu turun tangan sebab kekuatan Jalandara bersumber pada karunia Sri Visnu terhadap Vrnda dewi, sehingga Jalandara tidak bisa dikalahkan. Akhirnya Sri Visnu turun kedunia menjelma menjadi Seorang Guru Suci dan Garuda kendaraan Sri Visnu menjelma menjadi sisya/murid yang melayani Guru Suci. Dikabarkan bahwa Guru Suci ini bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal. Vrnda Dewi mendengar berita bahwa suaminya telah tewas dalam pertempuran untuk itu dia bermaksud minta tolong kepada sang Guru agar bisa menghidupkan suaminya. Akhirnya Sang Guru menciptakan Jalandara palsu yang tidak lain penjelmaan dirinya sendiri. Jadi Jalandara yang berada dihadapan Dewi Vrnda adalah Sri Visnu sendiri (suami palsu Dewi Vrnda). Tujuan Sri Visnu berbuat demikian untuk menghancurkan kesetiaan Dewi Vrinda terhadap suaminya yang asli yang sebenarnya masih hidup dan sedang bertempur melawan Dewa Siwa. Ini semua adalah rekayasa Sri Visnu untuk bisa mengalahkan Jalandara dan perlu diketahui (tidak ada di CD/dijelaskan pada kitab Padma Purana Sri Visnu bermaksud melunasi janjinya kepada Vrnda Devi sebab dalam kehidupan sebelumnya Vrnda Dewi pernah melakukan pertapaan yang sangat keras agar dapat menjadikan Sri Visnu sebagai suaminya dan pada waktu itu Dewa Brahma sebagai utusan Sri Visnu menyampaikan bahwa Sri Visnu berjanji akan mengabulkan permintaanya didalam kehidupannya yang akan datang. Dan sekaranglah saatnya telah tiba namun tanpa sepengetahuan Vrnda Dewi, sebab seseorang yang telah menggantikan badan sebagai mahluk individual seperti Vrnda Dewi telah lupa dengan masa kehidupan sebelumnya).
Vrnda Dewi karena sibuk melayani suaminya yang palsu sehingga tidak mendoakan lagi suaminya yang sedang bertempur dengan dewa Siwa maka Jalandara mengalami kekalahan dan kepalanya dipenggal oleh dewa Siwa dengan senjata Trisulanya. Jalandara kalah karena Vrnda Dewi sudah tidak setia lagi terhadap suaminya. Kepala Jalandara terus melayang mencari keberadaan Dewi Vrnda dan akhirnya setelah ditemukan kepala itu kemudian menjelaskan bahwa Jalandara yang berada disampingnya adalah palsu.
Vrnda dewi tidak menerima kenyataan ini bahwa suaminya telah terbunuh akhirnya mengutuk Sri Visnu menjadi patung. Karena dikutuk oleh penyembahNya Sri Visnupun menerima kutukan itu. (Demikian dijelaskan dalam kitab Veda bahwa Tuhan akan selalu mengabulkan permintaan penyembahnya yang agung dengan kata lain Tuhan bisa ditaklukkan/dikendalikan oleh sikap bhakti penyembah-Nya yang tulus) . Permaisuri Sri Visnu yaitu Dewi Laksmi seketika itu pula kehilangan mahkota dan semua perhiasannya, dan setelah mengetahui apa sebenarnya yang sedang terjadi kemudian minta ampun kepada Vrnda Dewi. Dewa Siwa, Dewa Brahma yang diiringi oleh para dewa lainnya semua hadir disana karena terharu melihat Sri Visnu menjadi sebuah patung (arca Visnu berwarna hitam pekat) karena telah menerima kutukan penyembahnya. Inilah permainan rohani/lila Tuhan yang sulit dipahami (acintya).
Namun kemudian Vrnda dewi menyadari kesalahan suaminya sehingga kemudian kutukannya dicabut dan Sri Visnu kembali seperti biasa. Karena kesetiaan Vrnda devi terhadap suaminya langsung membakar dirinya dengan memanggil agni (dewa api). Para Dewa menjadi terharu melihat kesetiaan Dewi Vrnda walaupun suaminya sangat jahat dan sering menyiksanya. Vrnda dewipun akhirnya menjadi abu, Sri Visnu, dewa Siwa dan para dewa lainnya menangis semua memeluk abu Dewi Vrnda dan mengusapkan kebadannya karena dewi Vrnda adalah lambang Bhakti sehingga kemudian disebut Dewi Bhakti.
Sri Visnu kemudian memberikan karunia, dan menjadikan Vrnda dewi sebagai Pohon Tulasi sebagai penjelmaan dewi bhakti, demikian pula Sri Visnu kemudian menjelmakan diri Beliau sebagai sebuah batu hitam yang disebut Saligram Sila. Perkimpoian ini disebut Tulasi Saligram Sila Wiwaha (perayaannya diadakan setiap tahun sampai sekarang). Dikatakan didalam kitab suci Veda (sumber : Padma Purana) barang siapa yang menanam/menyiram atau memuja pohon Tulasi dengan khusuk dan mempersembahkan daun Tulasi kepada Tuhan akan dibebaskan dari segala reaksi dosa dan dimungkinkan mencapai kemajuan bhakti yang murni kepada Tuhan. (Daun Tulasi hanya dipersembahkan kepada Sri Visnu /Narayana atau segala perwujudannya, tidak boleh kepada Dewa lainnya terutama tidak kepada Dewa Ganesa).
Dikutip dari Kitab Padma Purana.
No comments:
Post a Comment