Make a donation Talk Fusion Saling Memberi

Putri Seorang Nelayan (3)


Mahabharata. Di pagi hari itulah, di halaman istana yang indah itu, Raja Santanu telah bersiap-siap untuk pergi melakukan perburuan ke tengah hutan seperti yang biasa dilakukannya.

“Paman, apakah semuanya sudah siap?”

“Semuanya sudah hamba siapkan, Baginda”.

“Bagus! ayolah kita berangkat, larikan kereta perlahan-lahan saja, aku ingin menikmati pemandangan yang indah di pagi hari ini. Bagaimana menurutmu Paman?”.

“Benar Baginda, pagi ini suasananya demikian sejuk dan indah, hamba benar-benar merasa segar dan penuh semangat, tapi Baginda, kenapa Tuan Devavrata tidak ikut serta?”.

“Paman... kau termasuk orang yang berani mendikteku, aku suka pada keberanianmu, asalkan dengan tujuan yang baik. Devavrata, kelihatannya masih terlalu lelah untuk bepergian lagi, karena dia baru saja datang dari berkeliling ke daerah perbatasan Hastinapura untuk memastikan Hastinapura dalam keadaan aman dan damai. Sudahlah Paman... hantarkan saja aku ke tepian Sungai Ganga, aku ingin menikmati suasana yang indah ini disana”.

“Baiklah Baginda.... heiiiiiyaaaa”.

Kereta kuda itupun mulai bergerak meninggalkan Istana Hastinapura, Santanu berburu seorang diri dan hanya ditemani oleh kusir keretanya saja. Selama dalam perjalanannya, tidak henti-hentinya Santanu menghela nafas panjang, membayangkan bahwa akan terasa lebih indah lagi suasana saat itu seandainya Ganga, istrinya ada disampingnya, mereka pasti akan bercengkerama bersama, namun ketika dia sadar bahwa hal itu tidak mungkin lagi, Santanu menghela nafas panjang lagi, “Sesuatu hal yang tidak mungkin terjadi lagi”, pikirnya.

Tidak berapa lama kemudian, sampailah mereka di pinggiran Sungai Ganga, sungai yang sejak dulu memang indah. Masih nampak bebatuan yang menonjol di tengah-tengah sungai yang airnya jernih, suara hempasan air yang menimpa bebatuan itu terdengar merdu ditambah lagi dengan kicauan burung dan suara binatang-binatang hutan yang saling bersahutan.

No comments:

Post a Comment