Make a donation Talk Fusion Saling Memberi

Sumpah Membujang (5)

Mahabharata. Pangeran Muda ini menjadi sangat terkejut atas pertanyaan kepala nelayan yang tidak diduga sebelumnya. Devavrata adalah seorang kshatriya sejati, orang yang telah mendapatkan gemblengan dari guru-guru yang hebat, sehingga watak kshatriya telah melekat dan menyatu dalam dirinya, sehingga apapun kata-kata yang terucap dari bibirnya akan selalu dipegang teguh oleh dirinya. Namun, kelihatannya kepala nelayan ini sedemikian rendah memandang dirinya sehingga dengan kata-kata seperti ini dia belum juga percaya, ini menunjukkan betapa tamaknya orang ini. Dengan senyuman yang mencibir, Devavrata berkata :

“hmm... ternyata kau belum puas juga? Baiklah paman, aku akan memuaskan keinginan hatimu. Untuk memastikan bahwa kelak keturunanku tidak akan mempersoalkan tahta dari cucu-cucumu, maka aku akan bersumpah bahwa selama hidupku, aku tidak akan pernah menikah. Dengarkanlah sumpahku ini. ‘Aku bersumpah atas nama penghuni kahyangan, bumi dan alam bawah, atas nama semua cinta nan suci yang ada padaku, atas nama guruku Bhagavan Bhargava, atas nama Ibuku Ganga, atas nama Dharma (kebenaran), bahwa aku tidak akan pernah menikah sepanjang hidupku’”.

Tidak berapa lama kemudian, setelah Devavrata selesai mengucapkan sumpah yang sangat mengerikan itu, hujan dan badai datang secara tiba-tiba, halilintar berkilat-kilat di siang bolong, seolah-olah alam ikut menangis atas sumpah yang telah diucapkan oleh pemuda perkasa ini. Disusul oleh bunga-bunga rampai yang berasal dari Kahyangan yang datang menghujaninya. Kata “BHEESHMA” bergema dari segala penjuru: sedemikian hebat dan mengerikan sumpah yang telah diucapkan oleh Devavrata.

”Bagaimana paman, sekarang... apakah kau sudah benar-benar merasa puas dan yakin bahwa aku tidak akan merebut tahta itu dari tangan-tangan cucumu kelak?”.

Dengan tanpa ragu-ragu lagi kepala nelayan itu berkata sambil menyerahkan Satyavati kepada Devavrata: “Maafkan hamba, Tuan Muda, inilah dia, Ibumu…..., bawalah dia ke Hastinapura dan serahkanlah kepada Yang Mulia Santanu, semoga mereka berbahagia”. Kini pandangannya dialihkan kepada putrinya : “Satyavati putriku, tidak ada lagi kekhawatiran dalam diriku, berbahagialah nak. Ikutlah ke Hastinapura bersama Tuan Muda Devavrata, karena takdirmu ada disana bersama raja Hastinapura”.

No comments:

Post a Comment