Make a donation Talk Fusion Saling Memberi

Candi Prambanan


Candi Mahabharata                                 Instant Pay For You
Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, dan terletak di pulau Jawa, kurang lebih 20 km timur Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Prambanan terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara kabupaten Sleman dan Klaten. Candi ini dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni: Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram I atau

Kelahiran Karna

Lelucon Mahabharata                                 Instant Pay For You
Alkisah Dewi Kunti, remaja putri, yang putri raja itu mendapat hadiah ulang tahun yang sangat berharga dari gurunya.. Hadiah itu berupa 'handphone / hp' yang saat itu merupakan barang super mewah dan super canggih. Yang punya hp saat itu hanya para dewa saja. Maka Dewi Kunti lalu mencoba-coba hp tsb, tentunya hanya bisa berhubungan dengan para dewa. Nah, suatu hari Dewi Kunti iseng-iseng menghubungi salah satau nomor, eh ternyata itu nomor hp-nya Batara Surya, seorang dewa yang menjabat sebagai Direktur Tata Surya, dia yang mengatur segala hal terkait dengan tata surya, termasuk peredaran, kecepatan edar, jarak dan pernak-pernik mengatur tata surya lainnya.

Babad Buleleng - 5

Berita Mahabharata.
                                 Instant Pay For You
Diceritakan mereka yang sudah berhasil menjadi pemimpin daerah Panji, yang bernama Ki Pungakan Gendis, beristana di Desa Gendis, semua orang yang masuk ke daerah Gendis menjadi terdiam, Semuanya terdiam dan tunduk menghormat kepada Ki Pungakan Gendis, pada saat hari yang baik, beliau pergi bersabung ayam ke desa lain, mengendarai kuda berbulu coklat tua (kuda gendis), sungguh banyak prajurit beliau mengiringi, diapit kanan kiri, beserta di belakangnya, dilengkapi

Babad Buleleng - 4

Berita Mahabharata. Menjelang keberangkatannya ke desa Panji, beliau Sri Aji Dalem Sagening, sudah siap dengan pengiring putra baginda, empat puluh orang banyaknya, telah teruji keberaniannya, sebagai pimpinannya, bernama Dumpyung, beserta Ki Dosot, dan lagi ada hadiah, memberikan pengiringnya senjata keris, Semuanya yang berjumlah empat puluh, sama-sama satu bilah, akan tetapi ketika Dalem memberikan keris pembagian kepada para pengiringnya satu demi satu, ternyata ada masih tertinggal sebilah, berupa Mundarang Cacaran Bangbang (sejenis bentuk keris).

Candi Cangkuang


Candi Mahabharata. Daerah Cangkuang merupakan suatu obyek wisata yang berupa danau, Kampung Pulo dengan rumah adatnya, dan sebuah bangunan candi pada sebuah "pulau" di tengah danau. Pulau tersebut sebetulnya mirip sebuah semenanjung yang menjorok ke arah timur ke tengah danau. Untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat. Dari jalan raya Nagrek-Garut, pada jarak sekitar 9 km dari simpangan Nagrek-Tasik-Garut yang menuju ke arah kota Garut, setibanya di Leles sebelum alun-alun kemudian membelok ke kiri ke arah Desa Cangkuang dan Kampung Ciakar. Dari pertigaan ini perjalanan dapat dilanjutkan dengan kendaraan roda empat, ojek, delman, maupun berjalan kaki sejauh 3 km.

Maharaja Harischandra (3)

Cerita Mahabharata. Oleh karena maharesi Wishwamitra tidak berkenan menerima pelayanannya lebih lanjut darinya, maka raja Hariscandra bersama anak dan istrinya bersiap-siap pergi meninggalkan istana. Seisi istana dan penduduk yag mendengar berita ini tidak mampu menahan tetesan air matanya, bagaikan sebuah bendungan yang tidak mampu lagi menahan serangan banjir. Mereka semua sangat bersedih dan menangis sedih.

Maharaja Harischandra (2)

Cerita Mahabharata. Resi Canakya, pendeta yang beralih menjadi politisi hebat didalam karyanya “Canakya Niti Sastra” mengatakan bahwa orang suci tidak dapat dijumpai di setiap tempat. Walaupun orang memiliki harta dan pengikut yang tak terhitung, tetapi, kalau memang tidak karma-nya dan tidak diberkahi, maka meskipun ia mencari-cari orang suci, ia tidak akan pernah dapat menemukannya. Sedangkan, raja Hariscandra justru didatangi oleh seorang maharesi. Kita dapat membayangkan bagaimana bahagianya hati raja Hariscandra yang saleh dan jujur itu didatangi oleh tamu maha agung seperti itu.

Maharaja Harischandra (1)

Cerita Mahabharata. Dalam garis keturunan raja-raja dari keluarga Suryawangsa terdapat seorang raja terkenal bernama Maharaja Trishangku. Ia dikenal didalam cerita-cerita Purana-Itihasa sebagai seorang raja yang menginginkan pergi ke Surga bersama badan kasarnya. Ia meminta guru kerajaannya, Maharesi Vasistha untuk melakukannya, tetapi ditolak karena hal itu menyalahi hukum Tuhan. Putra Maharesi Vasistha ketika dimintai bantuan yang sama, menjadi sangat marah dan bahkan berbalik mengutuk raja Trishangku. Akhirnya, Trishangku mendekati Maharesi Wishwamitra, memohon bantuannya. Maharesi berkenan melakukannya, hanya demi berbeda dengan rivalnya, Maharesi Vasistha.

Ilmu Pernafasan

Berita Mahabharata. Dalam bahasa sansekerta, kata "prana" berasal dari dua kata yaitu "pra" yang berarti yang pertama dan "na" yang berarti unit energi yang terkecil. Jadi prana dapat diartikan sebagai unit energi yang paling mendasar. Prana merupakan energi kehidupan yang selalu bergerak. Prana merupakan dasar kehidupan manusia dan seluruh mahluk hidup. Prana merupakan energi yang menghidupkan tubuh dan merupakan bentuk awal dari seluruh bentuk energi kehidupan dalam tubuh. Prana dapat juga diartikan sebagai nafas. Dalam teks-teks yoga dikatakan prana atau nafas tidak terpisahkan dari shakti atau kekuatan alam semesta. Ketika prana bergerak melalui nadi atau jalur energi, kesadaran muncul. Dengan mengendalikan prana sedemikian rupa maka kesadaran dapat ditingkatkan.

Guru. Siapa dan bagaimanakah?

Berita Mahabharata. Istilah GURU pada hakekatnya hanya digunakan dalam hubungan guru dengan muridnya dalam sebuah ashram atau pertapaan, dimana seorang guru mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan suci sebagai bekal hidup bagi muridnya. Pengetahuan ini diturunkan dari generasi ke generasi melalui garis perguruan atau yang dikenal sebagai Parampara.

Dalam perkembangannya kata Guru mengalami perubahan nilai. Saat ini sebutan Guru diberikan kepada semua orang yang memiliki profesi mengajar. Kata Guru tidak lagi terikat pada tingkat kerohanian yang dimilikinya. Sepanjang mereka yang menyandang sebutan Guru bertingkah laku baik maka semua masih berada dalam batas kewajaran.

Yoga Tenggelamkan Guru Agama Hindu

Berita Mahabharata. Beberapa minggu belakangan kata Yoga begitu menggema, hampir semua media menampilkan berita ini, demikian juga tidak luput di lingkungan Forum dan mailinglist. Hebohnya Yoga akibat munculnya fatwa haram bagi muslim yang melakukan Yoga. Fatwa haram tersebut merupakan tindakan penyelamatan akidah akibat Yoga yang mengandung unsur Hindu. Yoga yang merupakan salah satu olah raga yang diperkenalkan dari India sejak ratusan tahun silam, memang menitikberatkan pada beberapa unsur dari diri manusia, seperti ketenangan pikiran dan pengaturan pernafasan. Dan dihampir seluruh kegiatan keagamaan Hindu seperti Gayatri, Tri Sandya selalu dimulai dengan mengatur nafas, memusatkan dan menenangkan pikiran.

Sumpah Membujang (6)


Mahabharata. Tanpa banyak membuang waktu lebih lama lagi, Devavrata segera mengajak Satyavati, calon ibu tirinya itu, untuk ikut dengannya ke Hastinapura. Devavrata mempersilahkan gadis itu, untuk segera naik ke atas keretanya, dan tidak berapa lama kemudian kereta tersebut dipacu dengan cepat menuju ke arah Hastinapura. Devavrata, ingin sekali mempertemukan calon ibu tirinya kepada ayahnya yang sangat dicintainya ini, sehingga tanpa terasa perjalanan yang sebenarnya cukup jauh ini, bisa ditempuhnya dalam waktu yang tidak seberapa lama.

Sumpah Membujang (5)

Mahabharata. Pangeran Muda ini menjadi sangat terkejut atas pertanyaan kepala nelayan yang tidak diduga sebelumnya. Devavrata adalah seorang kshatriya sejati, orang yang telah mendapatkan gemblengan dari guru-guru yang hebat, sehingga watak kshatriya telah melekat dan menyatu dalam dirinya, sehingga apapun kata-kata yang terucap dari bibirnya akan selalu dipegang teguh oleh dirinya. Namun, kelihatannya kepala nelayan ini sedemikian rendah memandang dirinya sehingga dengan kata-kata seperti ini dia belum juga percaya, ini menunjukkan betapa tamaknya orang ini. Dengan senyuman yang mencibir, Devavrata berkata :