Berita Mahabharata. Sudah bukan rahasia lagi bahwasanya sangat banyak teori dan sejarah yang merupakan produk konspirasi. Yaitu suatu hal yang diyakini kebenarannya tetapi dengan melakukan seleksi terhadap bukti-bukti yang ada. Bukti-bukti yang mendukung teori itu akan dibesar-besarkan dan dipublikasikan secara luas, tetapi bukti-bukti yang berlawanan akan disembunyikan bahkan dilenyapkan.
Seiring dengan perkembangan jaman dimana pakar teknologi dan ilmu pengetahuan tidak lagi hanya berasal dari golongan tertentu. Munculnya tokoh-tokoh atheis dan kaum revolusioner yang benar-benar berorientasi ilmiah dan tidak terikat oleh dogma agama, melahirkan karya-karya dan penemuan spektakuler yang mengatakan suatu yang benar sebagai kebenaran dan yang salah sebagai kesalahan.
Beberapa penemuan-penemuan ilmiah yang berpotensi menghancurkan teori mapan yang ada saat ini salah satunya adalah kontroversi seputar teori evolusi Darwin. Sebagaimana sudah saya tuliskan dalam artikel sebelumnya, para tokoh yang pro darwin berusaha melakukan seleksi terhadap penemuan-penemuan fosil dan arkeologi yang ada. Mereka juga mengindahkan beberapa teori-teori baru guna mempertahankan teori mereka.
Menurut pemahaman saat ini, waktu bergerak ke depan secara linear (garis lurus).Ia berawal sejak terjadi “Big Bang” yang menjadi sebab adanya alam dunia. Berdasarkan konsep ini, maka kehidupan bermula dari makhluk-makhluk hidup sederhana ber-sel satu yang muncul dari senyawa kimiawi awal (primordial chemical soup) unsur-unsur materi alam fana. Melalui proses evolusi selama jutaan tahun, makhluk-makhluk sederhana itu berubah menjadi ber-aneka jenis makhluk yang dikenal sekarang. Mengenai makhluk manusia, dikatakan ia berasal dari monyet yang berturut-turut ber-evolusi menjadi makhluk-makluk lainnya.
Jadi menurut pandangan saat ini, peradaban manusia baru mulai berkembang sejak 40.000 tahun yang lalu. Dikatakan bahwa sebelum masa itu tidak ada manusia beradab hidup di muka Bumi.
Menurut Veda, sang waktu bergerak ke depan secara spiral atau bersiklus dengan pola sama sejak Brahma lahir di atas bunga Padma yang tumbuh dari pusar Visnu.
Ini berarti secara periodik pola dan suasana kehidupan serupa terjadi berulang-kali dalam perjalanan sang waktu sejak alam material tercipta.
Ada 4 (empat) siklus masa (jaman) atau Yuga yang datang dan berlalu silih berganti bagaikan pergantian empat musim dalam perjalanan sang waktu sampai saat pralaya (kiamat) alam material kelak.
Jadi menurut Veda, peradaban manusia muncul dan lenyap berulang-kali dalam perjalanan sang waktu sejak alam material tercipta. Dikatakan bahwa peradaban manusia pada masa Kali-Yuga sekarang adalah peradaban terkasar, terrendah dan terkebelakang karena dilandasi kesadaran yang didominasi sifat alam rajas (kenafsuan) dan tamas (kegelapan).
Dengan kata lain, peradaban manusia modern Kali-Yuga sekarang adalah peradaban paling rendah karena berpondasi avidya, kegelapan spiritual. Manusia beranggapan bahwa materi adalah asal-mula segala sesuatu dan juga sumber kebahagiaan.
Bukti-bukti yang mendukung tentang siklus waktu yang dipaparkan dalam Veda dapat kita temukan dalam semua peradaban suku bangsa kuno (China, Persia, Mesir, India, Yunani dan suku-suku Indian Inca, Aztek dan Maya, dan sebagainya) menyatakan bahwa perjalanan sang waktu bersiklus. Plato dan Aristoteles berkata bahwa peradaban manusia telah muncul dan lenyap berkali-kali dimasa silam dalam perjalanan sang waktu.
Dalam bukunya berjudul “Critias”, Plato mengutip kata-kata seorang pandita Mesir kepada Solon, “Banyak peradaban telah lenyap dimasa lalu, dan nanti akan terjadi lagi kehancuran peradaban manusia karena berbagai sebab”.
Menurut Veda, peradaban manusia hancur karena sifat rajas (kenafsuan) dan tamas (kegelapan) mendominasi kesadaran penduduk sehingga mereka berperangai buruk dan jahat (asuri-sampad).
Akibatnya, kegiatan pemuasan indriya mereka yang berlebih-lebihan merusak Bumi tempat tinggalnya sendiri. Mereka saling bermusuhan dan berkelahi (berperang) dalam ikhtiarnya menikmati kesenangan duniawi sepuas-puasnya.
Beraneka-macam sisa peninggalan (bangunan, patung, dan lain-lain) purba ditemukan diberbagai tempat di muka Bumi.
Semuanya adalah bukti bahwa manusia beradab telah pernah hidup di Bumi ratusan ribu dan bahkan jutaan tahun yang lalu.
Berbagai jenis fossil makhluk hidup dan perkakas karya manusia berusia ratusan ribu dan bahkan jutaan tahun ditemukan dalam penggalian fossil diberbagai tempat di Bumi.
Orang-orang modern pada jaman Kali Yuga amat bangga dengan pengetahuan material dan teknologi miliknya. Mereka tidak sadar bahwa pengetahuan materialnya amatlah terbatas dan teknologinya adalah jenis paling kasar.
Teknologi amat kasar yang dibanggakan bersumber dari pemanfaatan unsur tanah (Bumi) yang merupakan unsur materi paling kasar.
Untuk bepergian dan bekerja, manusia modern Kali-Yuga membuat beraneka-macam sarana transport dan peralatan bekerja dari besi dan berbagai jenis logam lain.
Pada masa Yuga-Yuga sebelumnya (Satya, Treta dan Dvapara-Yuga), teknologi penduduk lebih halus. Sebab mereka mampu memanfaatkan unsur materi akasa (ether), udara (vayuh), api (nalah) dan air (apah) sebagai sarana bepergian dan bekerja. Bahkan pada masa Satya Yuga, orang-orang mampu memanfaatkan pikiran (manah) untuk bepergian dan bekerja.
Menurut Veda, sisa-sisa peninggalan purba yang terdapat diberbagai tempat di Bumi adalah bukti-bukti adanya peradaban manusia yang pernah megah di jaman lampau pada masa Satya, Treta dan Dvapara Yuga.
Menurut orang-orang Koptik Mesir, piramid adalah perwujudan pengetahuan tentang “kekuasaan Tuhan”. Ia dimaksudkan untuk bisa dibaca kelak oleh mereka yang mampu membacanya agar mereka mengetahui kehidupan manusia jaman purba.
Berdasarkan naskah kuno yang ditemukan dalam piramid besar Cheops, dikatakan bahwa piramid itu dibangun “pada waktu gugusan bintang Lyra berada di rasi Cancer”. Ini berarti, kata ahli sejarah Arab Abu Said El Balchi, piramid itu di-bangun 73.300 ribu tahun yang lalu.
Bagaimana piramid itu dibangun, bagaimana balok – balok batu besar yang beratnya 12 – 15 ton per batu itu diangkut, dipasang dan disusun secara rapi tanpa perekat semen, bagaimana batu-batu besar itu dipotong dari tebing-tebing bukit dan gunung, bagaimana orang- orang Mesir mampu mengerjakannya secara begitu halus dan artistik, indah dan mentakjubkan, dan mengapa piramid itu dibangun di tengah padang pasir; semua pertanyaan ini tidak bisa dijawab secara memuaskan dengan tingkat pengetahuan dan teknologi jaman sekarang.
Masih banyak piramid lain di Mesir dan berbagai tempat lain di Bumi khususnya di Amerika Tengah dan Selatan. Para peneliti menemukan bahwa bangunan-bangunan purba ini memiliki konstruksi serupa antara satu dengan yang lain.
Piramida yang terletak di Sakkara (30 km dari kota Cairo Mesir) bertingkat 6 (enam), tinggi 60 m dan dikelilingi tembok sepanjang 1,6 km dan tinggi 10 m. Piramid ini serupa dengan yang ada di Tiahuanaco (Peru). Diperkirakan ada hubungan budaya antara Mesir dan Amerika dimasa lampau. Sebab nama asli Tiahuanaco adalah Chucura yang mirip dengan Sakkara.
Semua piramid itu dibangun di tempat-tempat tertentu yang (menurut pemikiran para akhli) terkait dengan hal-hal astronomik seperti posisi planet dan matahari serta bulan beserta orbitnya masing-masing, rasi bintang, bintang-bintang tertentu dan juga kekuatan alam seperti daya medan magnet, arus dan tekanan udara.
Menarik untuk direnungkan bahwa kemungkinan besar masih tersisa energi elektromagnetik yang melindungi piramid-piramid di Mesir. Para sarjana masih berusaha mengungkapkan rahasia ini, khususnya rahasia bilik-bilik piramid yang masih tertutup dan belum bisa dibuka.
Di bekas reruntuhan kota kuno Tiahuanaco (kini masuk wilayah Peru dan Bolivia) banyak di-temukan sisa bangunan kuno, antara lain Gapura Matahari. Gapura ini terbuat dari satu balok batu karang utuh, tinggi 3 m, lebar 6 m, berat 10 ton dan di-perkirakan berusia ribuan tahun. Gapura ini dibuat begitu halus seperti kue lapis terpotong pisau. Di-bagian tengahnya terukir gambar deva Matahari yang dikelilingi dewa-dewa lain.
Pada bekas reruntuhan kota ini juga ditemukan sisa-sisa benteng. Benteng Akapana di bagian tengah berukuran 200 m x 50 m yakni sebesar London Tower. Benteng Kalacasaye bagian luar berukuran 133 m x 150 m, seluas taman Leister. Tebal dinding benteng kira-kira 3 m, dibangun dengan balok-balok batu besar yang beratnya puluhan ton per batu dan disusun dengan sangat akhli hingga nampak halus mengagumkan.
Peninggalan lain adalah pipa-pipa batu (beton?) halus, patung-patung berwajah negro dan kaukasus, dsb. dan juga balok- balok batu besar bekas material bangunan yang masing – masing beratnya antara 20 – 25 ton.
Kota Tiahuanaco adalah bagian dari peradaban suku Indian Inca yang terletak 4.000 m di atas permukaan laut. Lalu bagaimana batu-batu yang luar biasa berat dan besar itu di-angkut ke tempat yang begitu tinggi? Dan bagaimana orang-orang Inca mampu membuat bangunan-bangunan hebat dan mentakjubkan seperti itu?
Di pulau Paskah Pasific ditemukan patung-patung raksasa. Yang mengherankan adalah dimana dan bagaimana patung-patung ini yang beratnya berton-ton dibuat dan terus dibawa ke pulau terpencil ini?
Di lembah Besoa dan Bada Sulawesi Tengah (Indonesia) juga ditemukan patung-patung batu besar yang asal-usulnya tidak jelas.
Pada tahun 1968 di lokasi kuno bernama El Euladrillado (Chili) yaitu suatu puncak bukit yang dikelilingi jurang dan ngarai nan curam, ditemukan bangunan ampiteater yang terbuat dari 233 batu besar persegi empat masing-masing beratnya 10 ton. Panjang ampiteater ini 3 km (ter-masuk jalan ke lokasi) dan lebarnya 0,8 km. Ditengah-tengahnya berdiri 3 tonggak batu masing-masing ber-diameter 1 – 1,5 m. Dua tonggak tepat menunjukkan arah utara-selatan bila matahari sedang bersinar diatasnya.
Di Sacsayhuaman (Peru) pada ketinggian 3.500- 3.800 m diatas permukaan laut, ditemukan kursi-kursi singgasana raksasa yang terpahat halus pada batu karang. Disana tebing karang dipotong (untuk membuat balok-balok batu segi empat) amat halus seperti memotong keju saja.
Tinggi batu karang segi empat yang terpotong 2,16 m dan lebar 3,40 m. Bila batu segi empat ini kembali dimasukkan ke tempat asalnya, ia nampak seperti garis saja. Bagaimana caranya orang Indian Inca memotong bagian belakang batu itu dari karang asalnya?
Di lembah Palpa dekat kota kuno Nasca (Peru) ditemukan jalan/jalur/landasan aneh yang disebut jalur-jalur Nasca dan garis-garis geometriknya hanya bisa dikenali dari udara.
Panjang jalur-jalur ini 60 km dan lebar 2 km. Kedua jalur ini dipisahkan oleh bukit-bukit tetapi dihubungkan oleh dua garis lurus paralel yang menerjang bukit dan jurang.
Pada bagian-bagian tertentu dari jalur-jalur itu (ujung-ujungnya) terdapat sketsa gambar monyet (tinggi 60 m), juga gambar-gambar binatang (ukuran 80 – 250 m) dan gambar laba-laba (tinggi 46 m) yang semuanya hanya bisa dikenali dari udara.
Disebelah utara Nasca, diteluk Pisco pada satu tebing terpahat gambar Trisula (yang lebih mengarah ke langit dari pada ke laut). Tinggi tiang tengahnya 250 m dan lebar 2,8 m, dan ter-lihat jelas dari jarak puluhan km.
Para sarjana memberikan tafsiran yang berbeda-beda terhadap keberadaan jalan/jalur/landasan serta tanda Trisula itu yang merupakan sisa peradaban suku Indian Inca.
Sketsa geometrik dan gambar-gambar super besar seperti itu terdapat pula di tempat-tempat lain di Amerika yaitu:
Gambar-gambar manusia amat besar di gurun Torapaca (Chili).
Gambar ber-wujud aneh suku Indian Navajo di California.
Gundukan-gundukan tanah tinggi berbentuk gajah dan ular di Wisconsin dan Ohio USA.
Pada tahun 1965 Juan Moricz menemukan terowongan bawah tanah yang membentang antara Equador dan Peru sepanjang ribuan km. Pada dindingnya terdapat lukisan dinosaurus yang (menurut para pakar Antropologi) dikatakan telah punah 135 jt tahun yang lalu. Terowongan ini berupa dua sistem goa yang saling berhubungan.
Dalam satu goa (terowongan) yang dimasuki oleh Moricz dan Daniken, terdapat satu kamar besar berisi perpustakaan berupa lembar-lembar logam dengan tulisan yang belum bisa dipahami sampai sekarang. Dikatakan bahwa dinding terowongan seperti beton tanpa sambungan dan tergosok halus. Teknik pembuatannya melampaui teknik jaman modern sekarang.
Terowongan sepanjang kira-kira 1.350 km yang di-temukan oleh Peter Kolodino, mem-bentang dari Lima ke Cusco dan terus ke Bolivia. Terowongan ini begitu hebat dan megah dan di-perkirakan di-bangun dengan peralatan ultra-sonic.
Dalam bukunya “Timeless Earth”, Kolodino berkata bahwa terowongan -terowongan serupa ditemukan hampir diseluruh bagian Bumi seperti di California, Hawaii, Asia, Eropah, Afrika dan Pasific.
Terowongan antara Maroko dan Spanyol telah diselidiki sepenjang 45 km dan keadaannya mirip dengan terowongan di Amerika Selatan.
Menurut ceritra-ceritra kuno, ada terowongan dari (dekat) kota Rio di Brazil tembus ke Mexico. Dari Mongolia luar ke Afganistan dan Hindu Kush. Dari Kaukasus ke Georgia, Mongolia dalam, Cina dan Tibet.
Diperkirakan terowongan-terowongan ini membentuk jaringan lorong bawah tanah untuk bepergian ke planet-planet lain.
Disamping itu juga banyak ditemukan peta-peta kuno. Peta Peri Reis ditemukan Di Istana Tokapu Istambul (Turki) tahun 1925. Dikatakan peta ini bagian dari peta yang lebih besar, berasal dari masa Raja Makedonia Iskandar Agung. Diperkirakan beliau memperolehnya dari Mesir. Usia peta lebih dari 10.000 tahun. Peta ini dipakai oleh Laksamana Turki Peri Reis ketika mengepung kota Gibraltar tahun 1513.
Peta ini memperlihatkan benua Amerika Selatan, pantai barat Afrika dan bagian utara benua Antartika. Para pakar peta yaitu Mallery, Walters dan Lineham kagum atas ketepatan ukuran peta tersebut. Sebab, bentuknya persis seperti peta foto satelit.
Mallery berkata, “Peta ini tidak mungkin dibuat dengan ketepatan yang begitu tinggi tanpa peng-inderaan dari udara”.
Diperkirakan benua Antartika telah tertutup es selama lebih dari 6.000 tahun yang lalu. Ini berarti peta Peri Reis dibuat sebelum ada catatan tentang sejarah manusia modern. Diperkirakan peta tsb. dibuat ketika peradaban Atlantean sedang berkembang.
King Jaime World Chart 1502 adalah copy peta-peta kuno yang lebih tua. Ia memperlihatkan bahwa dimasa silam gurun sahara adalah daratan subur dengan banyak sungai dan danau indah, dan banyak kota-kota besar nan megah.
Peta Buoche world 1737 adalah copy dari peta Yunani purba. Peta ini memperlihatkan benua Antartika tanpa tertutup es dan terdiri dari dua pulau besar yang di-pisahkan oleh lautan. Padahal menurut catatan sejarah modern, Antartika baru secara resmi ditemukan tahun 1820. Dan bahwa Antartika terdiri dari dua pulau besar baru diketahui tahun 1958 bertepatan dengan tahun Geofisika.
Peta-peta kuno lainnya memperlihatkan glacier (sungai-sungai salju) pada akhir jaman es di beberapa wilayah Eropa, Inggris dan Irlandia. Juga diperlihatkan bahwa dahulu selat Bering adalah dataran rendah yang menghubungkan Siberia (Asia) dan Alaska (Amerika).
Peta-peta kuno tersebut diatas membuktikan adanya peradaban tinggi pada masa silam. Sebab, peta-peta itu memiliki koordinat-koordinat yang tepat dan pengetahuan tentang derajat bujur yang baru dikenal oleh manusia modern di abad ke 18.
Fakta ini menunjukkan bahwa sekitar 8.000 – 10.000 tahun yang lalu manusia telah mengenal ilmu Trigometri Bumi dan telah memanfaatkan peralatan Geodetik yang mampu mengukur jarak secar tepat untuk membuat peta-peta itu.
Di Rio Bronco (Brazil) ditemukan bola batu pnuh sketsa, gambar dan simbul matahari. Panjangnya 100 m dan tingginya 30 m.
Di San Jose (Costa Rica) ditemukan bola batu berdiameter 2,16 m. Sedangkan di hutan-hutan belukar negeri ini ditemukan ratusan bola batu berdiameter 2 m. Yang terbesar beratnya 16 ton.
Di dekat kota Ica (Peru) ditemukan bola-bola batu halus ber-diameter rata-rata 40 cm dan dihias dengan beraneka-macam gambar yang memperlihatkan kegiatan penduduk Amerika Selatan di masa silam.
Menurut sang pakar Dr Cabrera, batu-batu tersebut sudah ada disana sejak ribuan tahun yang lalu. Kegiatan-kegiatan yang tergambar adalah sebagai berikut;
Fosil bekas tapak sepatu ditemukan tahun 1968 di Antelope Spring Utah USA. Fosil ini diperkirakan berusia 540 juta tahun.
Di gurun Gobi juga ditemukan bekas tapak sepatu (sandal?) dan diperkirakan berumur beberapa juta tahun.
Di delta Utah USA ditemukan bekas telapak sandal yang telah membatu dan trilobite (kerang purba) tertempel padanya. Usianya diperkirakan 200 juta tahun.
Di California ditemukan paku besi ter-tanam dalam satu gumpalan bijih besi, dan diperkirakan berumur jutaan tahun.
Pada tahun 1865 di pertambangan Abbey Nevada USA ditemukan dalam satu gumpalan bijih logam satu skrup besi sepanjang 2 inci (= 5 cm). Benda karya manusia ini telah ber-oksidasi (mengkarat dan hancur) tetapi dengan jelas meninggalkan bentuknya dalam gumpalan bijih logam itu. Fosil ini diperkirakan berusia jutaan tahun.
Di satu pertambangan di Peru ditemukan paku besi ter-benam dalam karang. Sebelum kedatangan orang-orang Spanyol ke Amerika, paku besi tidak dikenal. Fosil paku ini diperkirakan berusia jutaan tahun.
Di Desa Schondorf Austria di-temukan besi bentuk kubus (panjang dan lebar kurang dari 1 cm) di dalam gumpalan batu-bara yang pecah. Kubus ini beralur disekelilingnya dan tepi alurnya rata. Benda ini seolah – olah merupakan bagian dari peralatan mesin, dan diperkirakan ber-umur jutaan tahun.
Di Blue Lick Spring Kentucky USA ditemukan kerangka mostodon (gajah purba) dalam satu penggalian sedalam 4 m. Tetapi ketika dilakukan penggalian 1 m lebih dalam, ditemukan bantaran jalan yang terbuat dari potongan-potongan batu yang terpasang rapi. Diperkirakan bantaran jalan ini berusia jutaan tahun.
Pada barisan-barisan karang yang ada di Amerika Utara dan Selatan ditemukan banyak petroglyph (pahatan/ukiran pada batu) yang memperlihatkan gambar-gambar dinosaurus.
Pada tahun 1924 Doheny Expedition menemukan petroglyph yang amat purba di Havasupai dekat Grand Canyon USA. Satu gambar memperlihatkan orang-orang menyerang mammoth (gajah purba). Gambar lain memperlihatkan seekor tyrennosaurus (kadal purba raksasa) sedang ber-diri bertumpu pada ekornya.
Petroglyph-petroglyph yang ditemukan sepanjang sungai Amazon serta anak-anak sungainya, memperlihatkan gambar-gambar binatang purba khususnya stegosaurus.
Tapak-tapak kaki dinosaurus ditemukan di dasar sungai Paluxy dekat Glen Rose Texas USA berdampingan dengan tapak-tapak kaki manusia.
Pada tahun 1945 dekat desa Acambaro Mexico digali patung-patung berupa badak, onta, kuda, kera besar dan dinosaurus masa Mesozoic (200 juta tahun) dan juga sejenis dinosaurus yaitu brachiosaur.
Dr Rex Gilroy, arkeologist Australia, Direktur Mt York National History Musem, menemukan tapak kaki membatu di pegunungan Victorian Australia.
Lukisan-lukisan di didinding goa Tassili Sahara dan Val Camonica, perhiasan emas dari satu kuburan di Columbia yang menyerupai pesawat terbang, perhiasan kuno suku Indian Inca dan kalender Venus suku Indian Maya, semua ini menunjukkan bahwa kehidupan beradab pernah ada di jaman purba.
Observatorium di Chicen Amerika Tengah bertingkat tiga adalah sisa peninggalan peradaban suku Indian Maya. Ia dibangun dengan sangat sempurna dan masih bisa dimanfaatkan sampai sekarang setelah di renovasi. Pada dindingnya terlukis makhluk-makhluk manusia bersayap.
Termasuk dalam peradaban suku Indian Maya ini adalah sistem kalender yang dapat diringkas sebagai berikut.
Berdasarkan penelitian para akhli astronomi, kalender Maya bisa dipakai sampai 64 juta tahun. Dan bahkan sekarang ia diperkirakan bisa dipakai sampai 400 juta tahun.
Dekat (70 m dari) Observatorium itu terdapat satu sumur. Arkeoloh Inggris menemukan banyak perhiasan emas dan juga kerangka anak-anak di dalam sumur itu.
Di bekas-bekas kota yang berdekatan dengan Chicen yaitu Capan, Palenque dan Tikal ditemukan piramida-piramida besar yang dibangun dengan balok-balok batu besar seberat 10 ton per batu. Bangunan-bangunan indah ini kini hanya tinggal reruntuhan.
Di Lesotho Afrika ditemukan tambang besi Ngwenya yang telah dikerjakan 43.000 tahun yang lalu
Benin adalah Negara kecil di Afrika Barat yang kaya uranium. Tahun 1974 para pakar pisika melakukan penelitian disana. Mereka menemukan bahwa uranium yang banyak ditemukan di Benin adalah sisa-sisa bahan bakar reaktor-reaktor nuklir raksasa yang beroperasi 500 juta tahun yang lalu.
Pertambangan tembaga luas di utara Michigan telah ada sejak ribuan tahun yang lalu sebelum orang-orang Indian hidup disana.
Di Wattish Utah USA ketika digali terowongan tambang batu bara, terowongan baru ini bertemu dengan rangkaian terowongan kuno yang tidak diketahui siapa membuat dan berapa usianya.
Pada dinding (tembok) kuil Hathor di Dendera Mesir yang berusia ribuan tahun, terdapat ukiran yang dahulu disebut “benda ritual”.Tetapi dari penglihatan modern, benda-benda ini adalah bola-bola lampu listrik amat besar lengkap dengan kabel yang terjalin dan terhubungkan pada pusat tenaga (generator).
Adanya lampu-lampu listrik demikian diperkuat oleh fakta bahwa terowongan-terowongan dan lorong bawah tanah di Mesir yang berhiaskan lukisan dan ukira indah, tidak menunjukkan adanya tanda-tanda pemakaian lampu minyak atau obor sebagai sarana penerang pada langit-langit dan dinding terowongan.
Arkeologis Jerman Wilhelm Koenig melakukan penggalian di satu lokasi berusia 2.000 tahun dekat Bagdad tidak lama sebelum perang dunia kedua pecah. Yang tergali adalah bberapa silinder aneh bergaris aspal dan tersimpan dalam guci-guci. Silinder-silinder itu dilengkapi dengan sumbat besi.
Setelah diteliti ternyata silinder-silinder itu adalah baterai-baterai kering tanpa elektrolit. Kemudian baterai-baterai itu ber-fungsi kembali setelah dilengkapi dengan elektrolit terbuat dari tembaga.
Di pegunungan El Fuerta (Bolivia) terdapat celah- celah simetris mulai dari kaki Gunung sampai ke puncaknya. Celah-celah ini seperti jalur atau alur peluncuran.
Di atas jalur-jalur ini pada dataran tinggi terdapat tangki-tangki batu berbagai ukuran, lingkaran batu, tempat pengeringan, segi-segi tiga menonjol dan menara-menara mini. Semua bentuk peninggalan ini dihubungkan satu dengan yang lain dengan sistem saluran misterius.
Di Turki Tenggara terdapat peninggalan kota kuno bawah tanah bernama Derinkuyu. Diperkirakan kota purba ini pernah dihuni oleh 1,2 juta orang. Kota ini dilengkapi dengan ruang-ruang pertemuan, rumah-rumah tinggal beserta kamar-kamarnya, toko-toko serta gudang tempat menyimpan bahan makanan, loteng-loteng, sumur, kuburan, gudang senjata dan jalur-jalur untuk keluar kota.
Seluruh ruang bawah tanah dilengkapi sistem ventilasi sempurna sehingga udara segar bisa keluar masuk secara bebas ke tiap sudut kota.
Sampai saat ini telah tergali 13 tingkat dibawah tanah. Setiap tingkat dihubungkan satu dengan yang lain dengan terusan berpintu batu-batu bundar besar yang bisa dikunci dari dalam tetapi tak bisa dibuka dari luar.
Di Turki Tenggara juga ditemukan bangunan mirip piramid yang disebu Nemrud Dag. Ia terbuat dari batu-batu pecah dan disusun mencapai ketinggian 2.150 m. Di lokasi ini terdapat pula sisa-sisa patung singa, rajawali, para deva Yunani purba dan patung lembu.
Dari makam Jenderal Chow yang hidup pada abad ke 3 M di temukan sabuk yang bahannya antara lain: 5% mangan, 10% kuningan dan 85% aluminium. Padahal aluminium baru ditemukan tahun 1875 oleh Orsted berupa bubuk, belum pemanfaatannya.
Di Irak ditemukan lensa-lensa kristal yang menurut teknologi modern hanya bisa diproduksi dengan menggunakan kasumoxyd.
Pada tahun 1900 ditemukan mesin hitung Astronomi mini di laut Antihythera oleh para penyelam Yunani. Benda ini diperkirakan dibuat pada tahun 82 M.
Tiang Kutb Minar di New Delhi yang tingginya 71/2 m dan berat 6 ton dikatakan berasal dari abad ke 5 M. Tiang besi ini tidak pernah berkarat.
Meskipun suku-suku bangsa kuno (diperkirakan) tidak mengenal telescop, namun mereka telah mengetahui:
- Ke 2 (dua) bulan planet Mars dan jarak mereka ke planet tersebut.
- Ke 7 (tujuh) satelit Saturnus.
- Ke 4 (empat) bulan Yupiter, dan
- Perputaran planet Venus ke belakang (yang oleh orang- orang Babilon disebut “tanduk”).
Suku-suku bangsa kuno itu juga telah mengenal konstelasi/rasi bintang seperti rasi Scorpio (yang hanya bisa dilihat dengan telescop amat kuat atau canggih).
Sungguh mengherankan, peradaban suku-suku bangsa kuno (sebelum jaman keemasan Yunani Purba dan Romawi) telah begitu maju. Sebab mereka telah memiliki pengetahuan astronomi dan matematika tinggi, perhitungan waktu, ukuran Bumi dan pengetahuan tentang sistem tata surya.
Mereka telah memiliki semua pengetahuan tinggi itu jauh dimasa silam yang baru diketahui oleh manusia modern sekitar 1 – 2 abad terakhir ini.
Sumber bacaan;
- Pustaka suci Veda (Bhagavad-gita, Srimad Bhagavatam, dsb.) oleh His Divine Grace AC Bhaktivedanta Svami Prabhupada, penerbit Bhaktivedanta Book Trust.
- The Bermuda Triangle oleh Charles Berlitz, penerbit Avon Books 1975.
- Astronaut Bintang Lain? oleh Erick Von Daniken, penerbit Arth Jakarta (dimuat dalam Harian Suara Karya) 1974.
- Asal-Usul Kecerdasan Manusia oleh Erich Von Daniken
- Flying Saucers Have Landed oleh George Adamski, penerbit Futura Pu blication 1978.
No comments:
Post a Comment