Mangga Harumanis merupakan varietas lokal yang berasal dari Indonesia namun memiliki kualitas impor. Sesuai dengan namanya yaitu Harumanis, maka rasa daging buah Mangga Harumanis ini memang manis dan juga berbau sangat harum. Mangga Harumanis ini banyak dibudidayakan secara serius karena permintaan pasar yang sangat besar dan stabil.
Mangga Harumanis ini selain dibudidayakan, juga sering dijadikan buah tabulampot (tanaman dalam pot). Bibit Mangga Harumanis ini diperoleh dari sistem cangkokan dan okulasi. Pada saat panen pertama, pada umumnya buah perpohonnya sekitar 10 sampai dengan 15 buah saja. Namun ketika pohon Mangga Harumanis ini berusia 10 tahun, jumlah buahnya bisa mencapai 300 sampai dengan 500 buah. Untuk mencapai jumlah buah yang lebih banyak, diperlukan sistem perawatan yang tepat. Periode pemanenan setiap tahunnya berada pada antara bulan September hingga Oktober.
Perawatan pohon Mangga Harumanis ini, wajib mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
- Penyiangan. Penyiangan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Gulma maupun rumput yang tumbuh di sekitar batang pohon Mangga Harumanis yang telah dicabut tidak boleh dibuang di sekitar pohon karena justru rumputnya akan tumbuh lagi dan mengganggu tanaman tersebut.
- Penggemburan dan Pemupukan. Proses penyiangan harus dilakukan bersamaan dengan langkah pengemburan dan juga pemupukan tanah. Peggemburan ini agar dilakukan secara rutin dan dengan menggunakan teknik yang tepat, Karena tanaman Mangga Harumanis tidak menyukai peggemburan tanah yang terlalu dalam.
- Pemangkasan. Tanaman Mangga Harumanis memerlukan pemangkasan atau perempelan. Tujuannya adalah untuk membentuk kanopi sehingga dapat memaksimalkan jumlah produksi buah pada saat panen. Tunas-tunas yang baru tumbuh, perlu juga dilakukan pemangkasan untuk mencegah pertumbuhan tunas yang terlalu banyak yang dapat mengakibatkan produksi buah kurang maksimal.
- Pemupukan. Yang perlu diperhatikan dalam proses pemupukan adalah dalam hal pemilihan pupuk yang tepat. Sebaiknya gunakan pupuk organik untuk menghindari efek zat kimia dari pupuk non organik. Pupuk organik yang sebaiknya digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk kompos.
Teman-temin, apabila ada masukan mengenai topik ini silahkan disampaikan ya......
No comments:
Post a Comment