Mangga Pakel sering juga disebut dengan nama Mangga Bacang yaitu nama sejenis pohon buah yang masih sekerabat dengan mangga. Orang sering menyebut buahnya sebagai Bacang, Ambacang (Min.), Embacang atau Mangga Bacang dan orang sunda menyebutnya Limus, daging buahnya agak gatal karena getahnya. Mangga Pakel ini juga dikenal dengan aneka nama daerah seperti Limus (Sunda.), Asam Hambawang (Banjar), Macang atau Machang (Malaysia), Maa Chang, Ma Chae atau Ma Mut (Thailand), La Mot (Myanmar) dll. Dalam bahasa Inggris disebut Bachang atau Horse Mango, sementara nama ilmiahnya adalah Mangifera Foetida.
Mangga Pakel berkerabat dekat dan kadang-kadang dikelirukan dengan Mangga Kuweni yang memiliki rasa dan keharuman yang lebih halus, sehingga banyak disukai orang. Buah Pakel seratnya lebih kasar jika dibandingkan dengan buah Mangga Kweni, apalagi dibandingkan dengan buah Mangga lainnya, masih kalah jauh. Selain itu kulit buah Mangga Pakel lebih tebal daripada buah Mangga Kweni. Di Kalimantan juga dikenal kerabat dekatnya yang disebut Asam Payang (Mangifera Pajang). Jenis endemik Kalimantan ini berbuah lebih besar, berkulit lebih tebal, manis asam, dan baunya tidak begitu menyengat. Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae Filum: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Sapindales Famili: Anacardiaceae Genus: Mangifera Spesies: M. Foetida Nama binomial Mangifera Foetida.
Pohon Mangga Pakel ini termasuk pohon besar berbatang lurus, dapat mencapai 30-35 m. Kulit kayunya coklat sampai coklat kelabu tua, memecah beralur dangkal. Bila dilukai (semua bagian tanaman) mengeluarkan getah bening kelabu keputihan, yang lama-lama menjadi kemerahan dan menghitam. Getah ini tajam, gatal dan dapat melukai kulit (terutama selaput lendir). Tidak memiliki banir (akar papan). Daun agak kaku dan serupa kulit, bertangkai panjang kaku 1,5 – 8 cm, lembar daun kurang lebih berbentuk jorong memanjang, 9-15 × 15-40 cm, gundul dan hijau tua. Perbungaan dalam malai agak di ujung, tegak bercabang-cabang, seperti piramida, 10-40 cm panjangnya, merah tua sampai merah tembaga. Bunga lebat kecil-kecil, berbilangan 5; kelopak 4-5 mm, bundar telur terbalik; mahkota 6-9 mm, lanset menyempit, merah jambu sampai kuning pucat di ujung. Buah batu lonjong bulat telur atau hampir bulat, 7-12 × 9-16 cm, berkulit tebal dan gundul, hijau sampai kekuning-kuningan, kusam, dengan bintik-bintik lentisel yang berwarna kecoklatan.
Daging buah jika masak berwarna kuning-jingga pucat sampai kuning, berserat, asam manis rasanya dan banyak mengandung sari buah, harum menyengat agak seperti terpentin. Manfaat Mangga Pakel terutama ditanam untuk buahnya, yang biasa dimakan dalam keadaan segar jika masak. Wanginya yang khas menjadikan buah ini digemari sebagai campuran minuman atau es, meski masih kalah kualitasnya jika dibandingkan dengan Mangga Kuweni (Mangifera Odorata). Getah Mangga Pakel yang gatal juga terdapat pada buahnya; akan tetapi jika masak, getah ini terbatas berada hanya pada kulitnya. Dengan demikian buah bacang perlu dikupas agak tebal, supaya getah itu tidak melukai mulut dan bibir dan menyebabkan bengkak-bengkak. Buah Mangga Pakel yang muda biasanya direndam dalam air garam, sesudah dikupas dan dipotong-potong, agar dapat dijadikan rujak atau asinan.
Buah yang warna kulitnya, hijau, kuning, berbintik hitam ini, yang masih muda kerap digunakan sebagai campuran dalam membuat sambal, atau yang separo masak biasa dibuat campuran rujak, dan apabila sudah masak daging buahnya berwarna kuning dengan aroma harum yang khas dan getahnya agak berkurang, akan tetapi daging buahnya sangat berserat, mungkin itu sebabnya wanginya jadi kurang diminati. Di Kalimantan Timur, Mangga Pakel juga kerap digunakan sebagai asam dalam membuat sambal. Kayu Mangga Pakel tidak begitu baik kualitasnya, namun kadang-kadang dimanfaatkan dalam konstruksi ringan di dalam rumah. Daunnya dapat digunakan sebagai penurun demam, dan bijinya untuk mengobati penyakit jamur, kudis dan eksim. Getahnya untuk memperdalam gambar tato tradisional.
No comments:
Post a Comment